Kapal induk Graf Zeppelin diluncurkan dengan kemeriahan luar biasa pada tahun 1938. kehadiran Graf Zeppelin langsung memberikan kepercayaan kepada AL Nazi (Kriegsmarine) untuk menjadi sebuah angkatan perang di luar yang memenuhi standar tinggi Menurut sejumlah pengamat, sayangnya Herman Goring yang menjadi arsitek pembangunan AU Jerman hingga menjadi begitu powerfull nya, lalai terhadap pembangunan mesin-mesin perang angkatan laut. Sayangnya nasib Graf Zeppelin tak jauh beda dan mesin-mesin perang rahasia Nazi lainnya. Keputusan selalu setengah hati, itulah masalahnya.
Padahal andai saja Graf Zeppelin bisa dioperasikan sebelum perang usai, kapal ini bisa berlayar berdampingan dengan Bismarck dan Prinz Eugen. Ketiga kapal ini tentu akan bergandengan tangan dalam memukul setiap serangan udara hingga tidak akan berakhir dengan lumpuhnya Bismarck.
Nama Graf Zeppelin dipilih untuk menghargai Pangeran Ferdinand von Zeppelin. Sampai berakhirnya PD II, Graf Zeppelin menjadi satu-satunya kapal induk yang dimiliki Jerman. Konstruksi Graf Zeppelin diterima pada 16 November 1935 dan lunasnya dipasang pada 28 Desember 1936 oleh Deutsche Werke dan Kiel. Akhirnya kapal yang mengusung harapan besar itu diluncurkan pada 8 Desember 1938. Walau kemudian ternyata tidak pernah betul-betul selesai dikerjakan, berdinas aktif apalagi beroperasi.
Riwayat kehadiran Graf Zeppelin dimulai dari pengumuman Hitler pada 1935 yang mengatakan bahwa Jerman akan memiliki kapal induk untuk memperkuat Kriegsmarine. Dua lunas lalu dipasang tahun berikutnya. Dua tahun kemudian Grand Admiral Erich Raeder memperkenalkan program Plan Z yang intinya rencana pembangunan kapal yang ambisius. Dalam rencana ini disebutkan bahwa akan dibangun empat kapal induk pada tahun 194.S. Namun pada tahun 1939 ia merevisi program dengan mengurangi jumlah kapal menjadi dua saja.
Jerman kala itu menganut paham tidak akan memberi nama untuk kapal yang belum diluncurkan. Maka kapal induk pertama Jerman ketika diletakkan diberi kode “Carrier A” yang kemudian dinamakan Graf Zeppelin ketika diluncurkan tahun 1938. Kapal kedua diberi kode “Carrier B” sejak diluncurkan. Sejumlah nama, termasuk Peter Strasser dan Deutschland, disebut-sebut tidak pernah secara resmi dibuat.
Ketika Fuhrer melakukan pembicaraan dengan AL Jerman, sesaat setelah kejatuhan Third Reich, Hitler menyatakan kebimbangannya terhadap kelanjutan perogram kapal induk. Selain itu, Marshall Hermann Goring, Commander in Chief AU Jerman, juga menunjukkan ketidaksukaannya terhadap apa yang tengah digarap Raeder. Namun sang laksamana tetap optimis. Apalagi pada tahun 1941 semua menurut dia sudah siap dikerjakan. Raeder melaporkan semua perkembangan kepada Hitler bahwa pekerjaan sudah mencapai 85 persen dan akan selesai dalam setahun. Tahun berikutnya akan dilanjutkan dengan uji laut dan latihan terbang di landasan kapal. Meskipun Hitler terus meyakinkan Raeder bahwa program tetap dijalankan, perseteruannya dengan Goring tidak pernah berhenti malah terus memuncak. Goring malah sampai menunjukkan kesehatannya terhadap unsur udara AL Jerman dengan menginformasikan kepada Hitler dan Raeder sendiri bahwa pesawat yang dipesan untuk Graf Zeppelin belum akan siap hingga akhir 1944. Goring mencoba menerapkan taktik menunda-nunda. Dan memang akhirnya program Graf Zeppelin menemui kesulitan berarti. Pada tahun 1940, Carrier B dibatalkan. Karena kekurangan material dan tenaga kerja, Graf Zeppelin pun bernasib nyaris serupa.
Terpicu oleh Raeder, Hitler memerintahkan Goring untuk memroduksi pesawat untuk memenuhi kebutuhan kapal induk. Di bawah tekanan, sang marsekal menawarkan versi desain ulang dari Junkers Ju 87B dan Messerschmitt Bf 109E-3. Padahal kedua pesawat sudah dalam masa phased out dari skadron garis depan AU.
Jelas Raeder tidak senang. Namun ia tidak punya pilihan, menerima apa adanya atau tidaksama sekali. Pesawat yang ditawarkan Goring ini juga membawa dampak terhadap konstruksi Graf Zeppelin. Instalasi dek penerbangan harus diganti untuk menyesuaikan dengan profil pesawatnya.
Pada tahun 1943, Hitler merasa kecewa oleh AL. Akibatnya berujung kepada dicopotnya Raeder dan digantikan oleh Admiral Kari Donitz, laksamana penguasa kapal selam. Pergantian jabatan mi membuat pekerjaan Graf Zeppelin sccara utuh dihentikan. Pada menjelang akhir PD II, Graf Zeppelin ditenggelamkan di air dangkal di Stettin (sekarang Szczecin). Kejadian ini berlangsung 25 April 1945, hanya sesaat sebelum Red Army menguasai kota.
Setelah Jerman menyerah, ccrita dan kisah Graf Zeppelin tidak pernah jelas. Menurut Allied Tripartite Commision, kapal “Category C” (dirusak atau ditenggelamkan) telah dihancurkan atau ditenggelamkan di laut dalam pada 15 Agustus 1946. Lain lagi dengan Rusia. Negara ini memutuskan untuk memperbaiki kapal rusak itu. Graf Zeppelin akhirnya ditarik pada Maret 1946. Foto terakhir yang memperlihat sosok Graf Zeppelin diambil ketika kapal meninggalkan Swinemuende (sekarang Swinoujscie) pada 7 April 1947. Dalam foto terlihat dek kapal dimuati berbagai kontainer, kotak-kotak dan elemen konstruksi. Karena itu diperkirakan semua kontainer digunakan untuk membawa perlengkapan pabrik yang dirampas dan Polandia dan Jerman ke Uni Soviet.
Selama beberapa tahun, tidak ada informasi seputar kapal ini yang bisa diterima. Sejumlah spekulasi mengatakan bahwa adalah sangat tidak mungkin kapal rong-sokan itu dibuat di Leningrad. Karena pasti kedatangan kapal sebesar itu akan mendapat perhatian oleh intel Barat. Asumsi memperlihatkan bahwa kemungkinan bangkai kapal telah hilang dalam perjalanan antara Swinemuende dan Leningrad.
Setelah dibukanya arsip-arsip Soviet, misteri itu seperti akan terungkap. Kelihatannya kapal induk Graf Zeppelin telah ditarik ke Leningrad. Kemudian setelah dibongkar, didesain ulang menjadi PO-101 (FloatingBase Number 101). Rusia berharap bahwa kapal masih bisa diperbaiki di galangan kapal Leningrad. Ketika akhirnya terbukti tidak berguna, kapal ditarik agi ke laut lepas, kembali ke Swinemuende. Di sini, pada 16 Agustus 1947, Soviet mengadakan latihan pertempuran laut dan udara. Dan sebagai target penembakan, ya si Graf Zeppelin yang malang.
Diduga, Soviet menginstal bom udara di flight deck, di hanggar dan bisa iadi di dalam cerobong asap, dan kemudian meniatuhkan bom dari pesawat, membakar kapal dan menembakkan torpedo. Latihan penyerangan ini dilakukan dibawah mandat Tripartite dan memberikan Soviet pengalaman menenggelamkan kapal induk. Hebatnya setelah dihantam 24 bom dan proyektil, kapal tidak juga tenggelam. Barulah setelah diterjang torpedo, Graf Zeppelin tamat riwayatnya. Sejak itu bangkai kapal tidak pernah ditemukan.
Displacement: 33,550 tonnes
Length: 262.5 m (861 ft 3 in)
Beam: 31.5 m (103 ft 4 in)
Draft: 7.6 m (24 ft 11 in)
Propulsion: Geared turbines, 200,000 WPS (147,000 kW), four screws
Speed: 35 kn (65 km/h)
Range: 14,816 km (8,000 nmi) at 19 kn (35 km/h)
Complement: 1,720 crew
306 flight personnel
Armament: 16 × 15 cm SK C/28 guns
12 × Flak (10.5 cm)
22 × 3.7 cm SK C/30 (AA)
28 × Flak (2.0 cm)
Aircraft carried: Complement of 50
10 × Messerschmitt Bf 109 fighters
20 × Junkers Ju 87 dive bombers
20 × Fieseler Fi 167 torpedo bombers
Tidak ada komentar:
Posting Komentar